Jumat, 01 Juni 2018

Mitsubishi Lancer GTi - DanGan warsa 90an

Hasil gambar untuk lancer gti 90
Gambar : https://www.philmotors.com/Mitsubishi-Lancer-Gti-257

Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan mesin (khususnya mobil), sampai orang tua saya membeli sebuah Lancer DanGan GTi '90 (1600cc DOHC injection) dalam kondisi bekas di awal tahun 2000an. Impresi pertama yang dirasakan tenaga yang dimiliki cukup besar untuk mobil pada zaman itu. Ketika mobil dibawa pulang dari dealer, saya lihat indikator bensin ada di bawah yang menandakan bensin sudah mau habis. Akhirnya saya isi Premium. Setelah berjalan beberapa kilometer terasa ada penurunan tenaga mesin dan knocking (ngelitik ketika menanjak). Saya sempat berpikir "Wah.. mobil ini bermasalah, makanya dijual.."

Tidak habis sampai disitu, saya ganti olinya dengan menggunakan Mesran Prima XP 20W50, karena selama ini keluarga kami biasa menggunakan oli ini. Saya tidak merasakan langsung perbedaan mencolok, hanya semakin lama mesin menjadi semakin berisik, tenaga pun dirasa berkurang. Saya semakin berpikir mobil ini bermasalah.

Akhirnya saya mencoba untuk browsing (beruntung tahun 2000an juga udah marak internet, jadi saya tidak begitu kesulitan, hehehe). Disana saya menemukan komunitas mobil Idmoc (Indonesian Mitsubishi Owners Club) yang diketuai oleh Mas Firmansyah Saftari (saft7.com). Disana saya baru tahu kalau mobil ini punya rasio kompresi yang lumayan tinggi pada zamannya (10.5 : 1) dan belum ada knocking sensor sehingga harus meminum bensin jenis Super TT (Bensin Super Tanpa Timbal) pada zaman itu (Nostalgia kalau ada rekan yang sempat tahu betapa harum dan baiknya performa yang dihasilkan Super TT). Dari situ pulalah saya baru tahu bahwa mobil ini dilengkapi dengan Hydraulic Lash Adjuster (HLA) yang berfungsi untuk penyetelan otomatis pada setelan klep, jadi tidak perlu lagi setting klep menggunakan sim. Penggunaan HLA ini memaksa kita untuk menggunakan viskositas (kekentalan) oli yang lebih rendah (pada saat itu rekomendasinya 10W40), jelas berbeda dengan oli 20W50 yang saya isikan sebelumnya. Akhirnya dalam kurun waktu yang lama saya pakai oli Mobil Super S 10W40 dan Shell Helix Plus (Kesini-sini namanya berubah jadi Shell HX7).

Lancer DanGan punya 3 varian mesin :
1. Lancer GLX '88 - '92 : 1500cc, Karburator, SOHC (saya lupa tipe mesinnya, sekitar 88HP)
2. Lancer GTi '88 - '90 : 1600cc, Injeksi Elektronik, DOHC - 4G61 (126 HP)
3. Lancer GTi '91 - '92 : 1800cc, Injeksi Elektronik, DOHC - 4G67 (140HP)

Saya dikenalkan dengan salah satu engineer terbaik sekaligus pemilik bengkel DiTECH injection (Dikwan Septiawan) oleh Mas Saftari. Kang Dikwan ini bukan hanya bisa, namun beliau sangat paham tentang mesin-mesin canggih pada zaman itu, khususnya Mitsubishi (beliau juga menangani berbagai macam brand mobil). Bukan hanya mekanikal, beliau paham elektrikal, ECU (komputer) mobil, dll. Hal tersebut membuat saya belajar banyak dari beliau soal pengetahuan mesin. Hampir setiap minggu saya ke bengkelnya, bukan karena ada yang rusak, tapi ngumpul sambil belajar bareng rekan Idmoc Bandung, atau sekedar cleaning bagian intake mesin dan hal ringan lainnya. Saya pikir inilah club mobil terbaik dan berbobot yang pernah saya "tempati".

Harga spareparts mobil ini pada zamannya tergolong tinggi, karena komponen genuine yang dibeli hampir semuanya import dari Jepang. Harga tidak membohongi kualitas. Jujur saja, selama penggunaan mobil tersebut belasan tahun, sampai akhirnya dijual sekitar tahun 2012-2013 mobil ini tidak pernah ada masalah berarti. Sangat jarang rewel, tidak pernah menyusahkan. Intinya sampai saat ini Lancer GTi adalah mobil dengan kualitas terbaik yang pernah ada di keluarga saya. Bahkan belasan tahun dipakai 100.000 km saya tidak pernah melakukan penggantian kampas kopling. Dimana mobil satunya sudah 3x ganti kopling di periode yang sama. Lho, padahal waktu meminangnya kondisi mobil ini bekas, gila kan?

Sebelum dijual, hampir setiap weekend saya bawa mobil ini PP Bandung Karawang dengan konsumsi bahan bakar 1:10 dalam kota (kondisi lalu lintas normal), 1:15 luar kota. Tentunya bahan bakar campuran Pertamax dan Pertamax Plus, sesekali menggunakan Shell Super Extra (Kalau sekarang jadi Shell Vpower). 

Banyak yang bilang mobil ini boros, ada beberapa kemungkinan :

1. Bahan bakar dan Pelumas tidak sesuai
2. FIlter udara dan bahan bakar kotor.
3. Tidak pernah cleaning intake dan ruang bakar dari Carbon 
4. Sensor Oksigen dibiarkan kotor sehingga bermasalah.
dan faktor lain.

Dengan kualitas sebaik itu, mudah-mudahan Mitsubishi masih mempertahankan kualitasnya. Siapa tahu saya kembali ke brand ini di mobil berikutnya.

Terima kasih sudah mau meluangkan waktu membaca tulisan nostalgia saya. Mungkin ada yang mau bernostalgia juga dengan mobilnya?

(riky)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ThinkPad punya tempat spesial di hati para penggunanya

Terinspirasi oleh kotak nasi bento khas Jepang,  IBM ThinkPad  dari Amerika memulai suksesnya pada tahun 1990 sebelum akhirnya IBM diaku...